MENGENAL TEORI KONFLIK FUNGSIONALIS
Umi Lailatul M_009
Teori Sosiologi Modern A
Dosen pengampu: B.J. Sujibto M.A
MENGENAL TEORI KONFLIK FUNGSIONALIS LEWIS A. COSER
Lewis Alfred Coser
merupakan tokoh sosiolog modern berkebangsaan Amerika Serikat. Beliau lahir
pada 27 November 1913 di Berlin dan meninggal diusia 89 tahun di Cambridge,
Massachusetts pada tanggal 8 Juli 2003. Tahun 1933, Lewis bermigrasi dari
Jerman menuju Prancis. Kemudian beliau menempuh pendidikan di Universitas
Sorbonne. Lewis melanjutkan pendidikan dan meraih gelar doktor di Universitas
Columbia pada tahun 1968. Di tahun selanjutnya beliau mendapatkan gelar guru
besar di Universitas Bramdeis, dari situ beliau mulai berkiprah di dunia
sosiologi. Pemikiran Coser dipengaruhi oleh beberapa tokoh terkenal diantaranya
Maximiliam Weber, George Simmel, Emile Durkheim, Karl Marx, Sigmud Freud dan
Max Scheler. Beberapa buku karya Lewis Coser yaitu Sosiological Theory (1957), The American Communist Party (1957)
dan Refugee Scholars in America (1984). Karya-karya yang
diterbitkan oleh beliau berpusat pada fungsi-fungsi dari konflik struktural
fungsional. Karya Lewis A. Cosser yang sangat populer ialah “The Functions of
Social Conflict” yang diterbitkan pada tahun 1956. Dalam karyanya Lewis Coser
berusaha melihat dan mencoba menyatukan teori konflik bersamaan dengan teori
struktural fungsional.
Penulis mengetahui Lewis A Coser
melalui beberapa jurnal dan buku yang berjudul Teori Sosiologi Modern yang
ditulis olehGeorge Ritzer dan Douglas J. Goodman yang menjelaskan teori konflik
dan teori fungsional struktural. Lewis membagi konflik menjadi dua bagian
yaitu, konflik non-realistis dan konflik realistis. Coser menegaskan bahwa
konflik yang terjadi di dalam masyarakat tidak semata-mata hanya menunjukkan
fungsi negative saja, akan tetapi dapat damppak positif bagi berlangsungnya
tatanan masyarakat. Beliau berpendapat bahwa konflik tidak harus dihindari
keberadaanya karena konflik tidak selamanya bersifat merusak atau disfungsional
bagi sistem yang bersangkutan. Suatu konflik dapat memberikan dampak positif
atau menimbulkan suatu konsekuensi. Pemikiran awal terkait fungsi konflik
sosial berasal dari George Simmel, namun kemudian diperluas oleh Lewis Alfred
Coser.(Jaworski, 1991) beliau menyatakan bahwa konflik dapat mengeratkan
solidaritas atau ikatan kelompok. Masyarakat atau kelompok yang berkonflik atau
mengalami disintegrasi dengan yang lain maka, perasaan menjadi bagian kelompok
tersebut akan semakin menguat karena adanya sebuah konflik.
Disini penulis akan memberikan contoh
implementasi dari teori fungsionalisme konflik Coser. Pada saat 17 Agustus 2021
di dusun penulis diadakan perlombaan cerdas cermas untuk kelas 4, 5 dan 6
Sekolah Dasar, masing-masing kelompok terdiri dari 3 orang. Setiap kelompok
tentunya memperjuangkan dan berusaha agar memperoleh nilai terbaik dan mendapat
juara. Para kelompok akan bersaing untuk meraih juara pertama. Dalam memperebutkan
juara tentunya akan menyebabkan konflik perang antar kelompok. Dengan mencari materi,
merancang strategi dan membagi materi antar anggota kelompok agar nanti pada
saat perlombaan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan pada saat cerdas cermat. Disini terlihat bahwa sebuah konflik tidak
hanya memiliki fungsi yang negatif, sebuah konflik mampu memiliki sebuah fungsi
diantaranya mampu membentuk solidaritas antar kelompok dengan mereka berusaha untuk
memperebutkan juara pertama cerdas cermat. Tentunya karena adanya sebuah konflik
maka antar anggota dan antar kelompok dapat menguatkan rasa solidaritas dan
ikatan kelompok.
REFERENSI:
Ritzer,
George dan Douglass J. Goodman. 2010. Teori Sosiologi Modern, edisi keenam.
Penerjemah: Alimandan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Mulyo
Sumartono Diharjo (2019).”Dinamika Perubahan Sosial dalam Teori Konflik”. Jurnal
ilmu komunikasi dan bisnis. Volume 5, No 1.
Komentar
Posting Komentar